Kamis, 29 Maret 2012

Perilaku Keorganisasian


Bangun Interpersonal Dalam Tingkatkan Kinerja

Hubungan interpersonal dalam sebuah organisasi sebenarnya merupakan kunci sukses se­buah organisasi. Bila hubungan itu dapat dibangun, kerjasama tim dapat terjalin dengan baik, dan hasilnya keberhasilan pada tujuan organisasi atau perusahaan.
Sayangnya, ini ternyata bukan hal yang mudah. Karakter setiap orang dalam organisasi yang berbeda-beda, terkadang tidak bisa hanya dibangun dengan kultur yang ingin dibangun organisasi atau perusahaan. Organisasi menyadari bahwa hubungan di antara para karyawannya tidak selalu harmonis, karena itu  mereka berusaha keras memperkuat hubungan interpersonalnya dalam menghadapi tuntutan atau kondisi kerja yang berubah dengan cepat.

Dengan interpersonal yang baik, karyawan diharapkan belajar untuk bertanggung jawab atas peran (role) yang dia sandang sebagai anggota sebuah organisasi atau perusahaan. karyawan juga tidak akan lagi selalu merasa berada di zona kenyamanan (comfort zone) sehingga tercipta hubungan yang lebih efektif dengan orang lain, baik di lingkungan kerja maupun di lingkungan sosialnya sehingga akan tercipta kelompok kerja yang lebih produktif.
Sederhananya, interpersonal skill adalah skill seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain, baik dalam hal berkomunikasi, menyampaikan pendapat, hingga menangani orang lain.
Mengapa interpersonal skill begitu penting? Karena dalam suatu perusahaan, pasti dibutuhkan kerjasama antarorang-orang di dalamnya, sehingga dengan banyaknya interaksi, skill interpersonal memainkan peranan penting.

Interpersonal skill sendiri merupakan salah satu dari soft skill yang banyak diminta oleh perusahaan untuk berbagai jabatan dan posisi. Interpersonal skill menurut banyak ahli ternyata bukan merupakan bagian dari karakter kepribadian yang bersifat bawaan, melainkan merupakan ketrampilan yang bisa dipelajari. Keahlian interpersonal yang baik dapat dibangun antara lain dari kemampuan mengembangkan perilaku dan komunikasi yang asertif.

Komunikasi yang asertif itu berarti kita berbicara apa adanya, tanpa menyerang atau merugikan orang lain. Namun pada kenyatannya, berlaku asertif menjadi ekstra sulit dalam situasi konflik atau situasi di mana terjadi perbedaan kepentingan antar individu dalam suatu kelompok atau organisasi.
Inilah kemudian yang menjadi kendala di banyak perusahaan sehingga pada akhirnya perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk training atau pelatihan bagi karyawannya. Apalagi keahlian ini mempunyai seribu manfaat bagi masa depan perusahaan dan individu yang ada di dalamnya.

Individu dengan interpersonal skill yang kurang baik biasanya cenderung kurang memiliki communication yang bagus. Sedikit ada kecenderungan menganggap dirinya hebat sehingga kadang-kadang menganggap orang lain tidak secerdas dan sepenting dirinya. Sering kali pula individu seperti ini menganggap remeh orang lain.
Skill interpersonal bisa dikatakan merupakan salah satu soft skill yang terpenting untuk dimiliki di dunia kerja. Tanpa skill interpersonal yang mumpuni, maka karir akan sulit menanjak. Bahkan, buruknya skill interpersonal juga ditemukan menjadi penyebab kegagalan manajer atau atasan memanage anak buahnya.
Karenanya, yang pertama harus memiliki skill ini sebenarnya adalah manager atau pimpinan. Skill ini mutlak harus dimiliki oleh seorang manajer.

Bayangkan saja bila seorang manajer yang punya skill interpersonal buruk, bagaimana ia bisa menangani anak buahnya dengan baik dan bagaimana bisa disegani. Padahal manager juga dituntut bisa menyelesaikan konflik yang terjadi.
Ada beberapa ciri individu dengan interpersonal skill yang buruk. Individu ini tentu saja akan sangat mengganggu dalam organisasi. Misalnya
karyawan akan selalu terlibat konflik dengan seseorang atau kelompok di dalam organisasi, bila jadi pimpinan akan mempunyai reputasi yang otoriter, arogan ataupun tidak sensitif. Mereka juga biasanya bertindak sebagai kuasa utama di organisasi dan menghindari komunikasi langsung dengan beberapa atau semua rekan kerja.
Individu dalam kategori ini biasanya lebih menyukai mengirimkan berita buruk lewat email dibandingkan dengan bicara langsung dan menunjukkan perilaku yang melawan terhadap rekan kerja yang juga berusaha mencapai tujuan yang sama.
Orang seperti ini tentu saja menghambat kinerja sebuah organisasi. Lalu bagaimana ketika menghadapi orang seperti itu?
Menghadapi orang dengan skill interpersonal yang buruk, sebagai sesama karyawan tidak banyak yang bisa dilakukan selain memahami perilaku dan kebiasaannya secara lebih baik.

Seandainya orang seperti ini memicu konflik, jangan sampai ikut emosional bahkan sebaliknya selesaikan konflik dengan kepala dingin dan pemikiran yang logis. Tetapi bila Anda pimpinan bagi si pelaku,ada baiknya mereka mendapat peringatan karena telah mengganggu kenyamanan dalam bekerja.
Individu dengan interpersonal buruk, umumnya tidak akan bisa memimpin secara efektif, sehingga hasil pekerjaannya juga tidak maksimal. Sebagai karyawan,  Anda bisa mengambil langkah berani misalnya seperti membantu manajer tersebut mengerti bahwa perilakunya menimbulkan dampak buruk bagi orang di sekitarnya. Namun ini cukup sulit karena belum tentu ia mau menerima kritik ataupun pendapat dari orang lain.

Alternatif lainnya, dan banyak dipakai banyak perusahaan adalah mungkin perusahaan harus menyediakan pelatihan skill interpersonal, demi meningkatkan skill interpersonal orang-orang dalam organisasinya. Sehingga, ini juga nantinya diharapkan dapat mendorong interaksi jadi lebih baik, kerjasama lebih efektif, sehingga tujuan dan kinerja yang diinginkan dapat tercapai.
Sebenarnya, skill ini merupakan sesuatu yang mutlak dimiliki oleh individu baik karyawan apalagi pimpinan. Apalagi keahlian ini merupakan sesuatu yang bisa dipelajari tiap orang. Memang kuncinya kembali kepada individu.

Individu harus mau membuka diri untuk belajar berinteraksi dengan orang, berkomunikasi, memahami orang lain, dan belajar untuk mendengar. Berusahalah untuk terbuka dan menerima feedback dari orang lain adalah langkah positif. Secara bertahap skill interpersonal akan semakin dikuasai. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar