SONY
Pendapat Saya.
Sony mengalami beberapa masalah
belakangan ini, menyusul adanya gempa bumi yang menimbulkan tsunami yang
melanda Jepang. mengatakan memangkas 1000 pekerja di seluruh dunia dan menutup beberapa
pabrik. Langkah itu terpaksa dilakukan Sony dalam menghadapi anjloknya
permintaan produk baru elektronik di tengah krisis keuangan global.
Sony mengatakan akan memangkas 10 persen pabrik
manufaktur, memotong investasi bisnis elektronik sekitar 30 persen dan
mengurangi atau menarik diri dari area yang tidak membukukan keuntungan.
Sony, korporasi raksasa Jepang ternama, akan
memangkas karyawan lima persen dari total 160.000 karyawan dalam bisnis
elektronik global. Sony juga mengurangi jumlah pekerja musiman dan temporer.
Kasus sony ini termasuk dalam teori
kepemimpinan model kontingensi karena kinerja kelompok yang efektif tergantung
pada perpaduan yang memadai antara gaya interkasi pemimpin dengan bawahannya
dan situasi yang memungkinkan pemimpin itu mengendalikan dan mempengaruhi pengikut-pengikutnya
mencapai sasaran mereka serta memberikan arahan dan dukungan yang perlu guna
menjamin agar sasaran itu cocok dengan tujuan keseluruhan kelompok atau
organisasi tersebut.
Dan
seharusnya sony bisa mengambil kebijakan lain selain mengambil keputusan memPHK
sampai 1000 bahkan lebih dari 1000 karyawan. saya kurang setuju dengan sony yang memPHK karyawan yang sudah bekerja keras. Ada beberapa
cara untuk sony melakukan strategi agar tidak terlalu banyak memPHK karyawan
antara lain :
1. 1.
Harus tetap berkomitmen untuk menelurkan
ponsel-ponsel yang memiliki ciri khas, artinya tidak mirip antara satu seri dan
seri lain, dan tidak ingin membuat produk yang desainnya serupa dengan merk
lain. Jadi, segmen pasar nya relatif lebih luas. Lagipula,Sony sudah dikenal
sebagai pelopoe di pasar dan harus mempertahankan image tersebut.
2. 2.
Ponsel yang dirilis harusnya relevan dan
disesuaikan dengan atribut budaya lokal. “Misalnya seperti mengembangkan fitur
Bahasa Jawa dan Sunda” Ini bisa meningkatkan daya tarik ponsel di pasar.
3. 3.
Sony harus bisa menciptakan produk yang
inoivatif artinya tidak mencampuradukkan fitur-fitur yang sudah ada sebelumnya.
4. 4.
Sony
Indonesia juga tetap menggelar promosi berupa roadshow ke kota-kota besar dan
talkshow di sejumlah radio untuk mengenalkan atau mempasarkan produk
terbarunya.
5. 5.
Direktur perusahaan sony juga harus bisa
mengendalikan dan mempengaruhi dalam situasi apapun.
TTeori Kepemimpina Situasional
11. Model Kontingensi
Teori Model Kontingensi : Model Fiedler; teori kepemimpinan yang
mengemukakan bahwa kinerja kelompok yang efektif tergantung pada perpaduan yang
memadai antara gaya interkasi pemimpin dengan bawahannya dan situasi yang
memungkinkan pemimpin itu mengendalikan dan mempengaruhi Model Alur Sasaran/
Path Goal Theory; model yang menyatakan bahwa tugas pemimpin adalah membantu
pengikut-pengikutnya mencapai sasaran mereka serta memberikan arahan dan
dukungan yang perlu guna menjamin agar sasaran itu cocok dengan tujuan
keseluruhan kelompok atau organisasi tersebut. Model Partisipasi Pemimpin /
Leader Participation; model kepemimpinan yang menghubungkan perilaku pemimpin
dan partisiasi dalam pembuatan keputusan.
Teori
kepemimpinan vroom & Yetton merupakan teori yang memberikan serangkaian
aturan untuk menentukan bentuk dan banyaknya pengambilan keputusan partisipatif
dalam situasi yang berbeda – beda. Model teori ini melihat teori kepemimpinan
yang menyediakan seperangkat peraturan untuk menetapkan bentuk dan jumlah
peserta pengambil keputusan dalam berbagai keadaan. Teori Yetton dan Vroom
mengemukakan bahwa kepuasan dan prestasi disebabkan oleh perilaku bawahan yang
pada gilirannya dipengaruhi oleh perilaku atasan, karakteristik bawahan, dan
faktor lingkungan.
Path-Goal Theory atau
model arah tujuan ditulis oleh House (1971) menjelaskan kepemimpinan sebagai
keefektifan pemimpin yang tergantung dari bagaimana pemimpin memberi
pengarahan, motivasi, dan bantuan untuk pencapaian tujuan para pengikutnya.
Path-Goal Theory, berpendapat bahwa efektifitas pemimpin ditentukan oleh
interaksi antara tingkah laku pemimpin dengan karakteristik situasi (House
1971).
Menurut
House, tingkah laku pemimpin dapat dikelompokkan dalam 4 kelompok:
1. Supportive leadership (menunjukkan perhatian terhadap kesejahteraan bawahan dan
1. Supportive leadership (menunjukkan perhatian terhadap kesejahteraan bawahan dan
menciptakan
iklim kerja yang bersahabat),
2.
Directive leadership (mengarahkan bawahan untuk bekerja sesuai dengan
peraturan, prosedur
dan
petunjuk yang ada),
3.
Participative leadership (konsultasi dengan bawahan dalam pengambilan
keputusan)
4.
Achievement-oriented leadership (menentukan tujuan organisasi yang menantang
dan menekankan perlunya kinerja yang memuaskan).
Menurut
Path-Goal Theory, dua variabel situasi yang sangat menentukan efektifitas
pemimpin adalah karakteristik pribadi para bawahan/karyawan dan lingkungan
internal organisasi seperti misalnya peraturan dan prosedur yang ada. Walaupun
model kepemimpinan kontingensi dianggap lebih sempurna dibandingkan modelmodel
sebelumnya dalam memahami aspek kepemimpinan dalam organisasi, namun demikian
model ini belum dapat menghasilkan klarifikasi yang jelas tentang kombinasi
yang paling efektif antara karakteristik pribadi, tingkah laku pemimpin dan
variabel situasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar